27 September 2012

Superman Is Dead (SID)



Obrolan santai di sore hari beralas lantai di Studio Musik Electrohell, Bali, sangat berkesan. Disinilah para dedengkot personil Superman Is Dead (SID) sedang merangkai dan membingkai karya – karyanya dalam belantika musik di negeri ini. Musik, Sepeda dan Lingkungan Hidup, mewarnai tema obrolan sore yang inspiratif di Studio ini. 

Kampanye Lingkungan Lewat Musik dan Sepeda

 

Sore itu (28/7), news bike berhasil mencuri waktu untuk membuat obrolan santai dengan para personil SID. Dengan kesibukan jadwal latihan yang cukup padat, para personil SID masih tampak bersemangat dalam obrolan santai yang  ramah dan hangat. Suasana keramahan di studio yang inspiratif, studio yang sederhana, di ujung gang yang sempit dan sangat tenang di daerah jalan Seroja Denpasar Bali. “Ini adalah suasana dan athmosphere yang sangat Punk Rock”, begitu ungkap Dodix, Manajer Superman Is Dead (SID). Tentu tidak lupa, camilan dan suara riuh kerupuk menambah semangat di dalamnya.
 Punk Rock dan Sepeda
SID yang mengusung genre musik Punk Rock, identik dengan syair yang menyuarakan karut – marut kehidupan sistem sosial. “Sejarah Punk memang lahir untuk bersuara tentang ketidak pedulian masyarakat dari hal – hal kecil yang berdampak besar. Tentang pluralitas dan keberagaman, tentang solidaritas bahkan tentang keberlanjutan sistem sosial dalam penataan lingkungan hidupnya adalah satu nilai yang terkandung dalam aliran ini. Karena itu,  dengan lirik lagu yang disuarakan ditambah action secara langsung adalah arti penting untuk membuat counter culture dari kerusakan lingkungan yang sedang terjadi saat ini. Punk jangan di identikkan dengan tawuran, budaya pukul – memukul dan saling menyakiti karena banyak hal positif ada di dalam nilai – nilainya”, begitu ugkap JRX yang mempunyai nama asli I Gede Ari Astina sang penabuh drum SID ini.
 Ungkapan JRX sang drummer ini tidak hanya isapan jempol karena SID sedari awal membuat aktifitas bersepeda menjadi populer. Bermusik dan bersepeda tentunya. Ini yang dimaksud dengan menjalankan nilai Punk Rock. SID sendiri sudah mempopulerkan bersepeda sejak tahun 2006. Bersepeda dengan stylist Low Rider yang pertama kali di populerkan oleh SID. Low Rider pada saat itu sangat unik. Menurut penuturan I Made Putra Budi Sartika alias Boby , pemain gitar sekaligus vocal SID, “ Low Rider itu keunikannya adalah menggambarkan aksen dari yang memakainya. Menyimbolkan keluwesan sang pemakai dengan lekuk – lekuknya yang variatif. Tentu dengan kocek yang murah semua orang dapat membuat sepeda dengan style ini. Tak harus membeli baru di toko, tetapi bisa memanfaatkan sepeda bekas dan bisa bergaya tentu juga menyehatkan bagi pemakainya”.
 Melestarikan Lingkungan Hidup 
Sebenarnya, maksud mempopulerkan sepeda pada saat itu, sedang berbarengan dan gencar – gencarnya kampanyeGlobal Warming atau Pemanasan Global. Salah satu isu yang sedang populer dalam khazanah lingkungan hidup. Film Al Gore, adalah salah satu debutan calon kandidat Presiden Amerika yang menginspirasi SID untuk melakukan sesuatu hal positif untuk bumi.
 “Kerusakan lingkungan hari ini sudah sangat amburadul. Banyak ikan mati, cuaca yang sudah tidak menentu, polusi yang semakin membuat semakin ngerinya udara, sampah plastik dan bahan sampah yang tak terurai hingga perang di muka bumi dikarenakan berebut minyak sudah semakin menggila”, ucap I Made Eka Arsana alias Eka sang pembetot Bass dan backing vocal SID.
 Pemanasan global yang disebabkan terlalu banyaknya Gas Rumah Kaca (GRK) dari beberapa zat  dan gas dari aktifitas di bumi sehingga terlalu banyak panas yang ditangkapnya. Dan akibatnya bumi semakin panas. Tentu, efek ini diakibatkan oleh banyak perilaku manusia di bumi yang tidak tahu sama sekali atau bahkan tak peduli terhadap keberlanjutan lingkungan. Hal ini yang juga membuat SID semakin yakin untuk berbuat sesuatu dengan cara dan tradisi anak muda yang unik tentunya.
 Kegelisahan SID kemudian membuat beberapa catatan kondisi ini dalam beberapa karya musiknya. Lagu yang berjudul Marah Bumi dan Menginjak Neraka tengah diabadikan untuk menjelaskan karut – marut bumi ini. Tetapi yang jelas, SID tidak berhenti begitu saja alias tidak sekedar nyaman dalam mengabadikan paradoks bumi yang rusak dengan membuat karya lagu saja. Semenjak tahun 2007, banyak hal positif dan kegiatan yang bertema menyeimbangkan kelangsungan alam tetap dikerjakannya.  Bersama dengan para Outsider(fans club SID), SID tetap melakukan kegiatan bersepeda setiap satu bulan sekali dengan bersih – bersih pantai juga penanaman pohon. Berangkat dari para Outsider, yang kemudian dapat meluaskan virus positif ke dunia luas, itu harapannya. SID juga kerap kali berbarengan dengan para kelompok pegiat lingkungan hidup untuk bersama – sama aktif untuk memberikan tangung jawab bersama terhadap lingkungan di Bali.
 Bersepeda dengan ide besar menyeimbangkan dan melestarikan keberlanjutan lingkungan hidup ternyata sangat menyenangkan. Tak usah muluk – muluk untuk memberikan sesuatu positif terhadap bumi. Paling tidak, dapat memberikan sesuatu dengan tindakan dan aktivitas bersepeda.
 Sangat senang sekali melihat animo masyarakat yang sudah menjadikan bersepeda menjadi trend. Seperti di Bali, hampir pagi, siang dan malam banyak sekali ditemui orang bersepeda.  Bersepeda tentu tidak harus berkegiatan menjadi peserta kegiatan fun bike,tetapi masih banyak hal positif lain yang masih juga bisa dilakukan secara berkelompok.Sembari bersepeda sebaiknya juga melakukan aktifitas yang bermanfaat bagi orang lain dan lingkungan kita. Bersepeda dengan terus menjaga kelestarian lingkungan hidup. Begitu pesan yang terlontar dari para personil SID bagi masyarakat yang bersepeda.
 Pada akhir obrolan, pihak manajemen SID sangat memberikan apresiasi positif dan mengucapkan selamat atas kehadiran tabloid baru yang bertajuk News Bike. Harapannya tabloid ini bisa memberikan banyak informasi positif tentang dunia sepeda. Bukan hanya fundan sporty tentunya, tetapi tentang banyak hal pembelajaran untuk masyarakat luas tentang arti penting bersepeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar