27 September 2012

SID Archieve News 16

No Image Preview 15 Mei 2004
Art Centre, Denpasar, Bali
Endank Soekamti meets SID

8.15 - 9 PM
-Endank Soekamti (ES) tampil setelah Anacaraka, band lokal.
-Tak ada gelagat mencurigakan.
-Sebagian besar penonton menyambut ES dengan antusias. 


-ES berbasa-basi sedikit.
-Saat ES akan mengawali lagu pertama mulai terlihat batu & botol air mineral beterbangan ke panggung.
-ES masuk lagu pertama
-Makin banyak benda-benda ajaib dilemparkan ke arah panggung
-ES tidak terkesan terlalu terpengaruh dengan benda-benda ajaib tsb
-Lagu pertama usai
-ES lanjut lagu ke-2
-Saat pertengahan lagu ke-2 tiba-tiba seorang penonton melompat dari barikade (yang kebetulan cukup dekat dengan panggung) dan memukul Dory (Gitar, vokal latar). Dory tak sempat menghindar & terkena pukulan.
-Konser ricuh
-Petugas keamanan dengan sigap mengamankan sang pelaku (sang pelaku sempat dipukuli oleh penonton di belakang panggung yang kecewa melihat ulahnya yang dianggap mencoreng predikat Bali yang terkenal sebagai daerah yang tata tentram kerta raharja..)
-Pertunjukan terhenti
-Batu & benda-benda aneh masih tampak sesekali melayang
-Venue yang tadinya agak gelap mendadak berubah terang benderang
-Jerinx segera naik panggung mengambil alih situasi, mencoba menenangkan suasana, meminta penonton agar tidak berbuat anarkis, meminta penonton agar tidak melakukan kekerasan, lalu memeluk Erick (vokal, bass) & sepertinya meyakinkan Erick bahwa situasi sudah bisa dikendalikan serta ES bisa terus melanjutkan pertunjukan
-Benda-benda ajaib (yang dilemparkan oleh sebagian kecil penonton, mungkin cuma 5-6 orang) akhirnya pelan-pelan berhenti beterbangan ke panggung.
-Pertunjukan dilanjutkan
-Benda-benda ajaib hampir nihil beterbangan ke panggung kembali
-Setelah beberapa lagu, ES yang tadinya super BT (tentu saja, siapa pun kalo diperlakukan demikian pasti akan rontok juga mentalnya--walau tak berarti bakal sepenuhnya menyerah...) perlahan mulai tampak kembali bersemangat & mampu menuntaskan pertunjukan dengan gemilang
-Jeda sebentar
-SID naik panggung
-Eka & Bobby hampir serentak meneriakkan seberapa malunya SID sebagai orang Bali melihat orang Bali--yang konon cinta damai--mempraktekkan premanisme macem begitu

Dari kejadian tersebut sepertinya yang terjadi mungkin sang pelaku pemukulan hendak bersimpati pada SID atas kejadian pemukulan yang menimpa SID di Jogja beberapa bulan sebelumnya. Lalu untuk mengekspresikan simpatinya, doi giliran memukuli ES (yang kebetulan dari Jogja padahal tak punya sangkut paut apa-apa). SID menghargai rasa simpati tsb. Namun bentuk simpatinya mustinya tidak begitu. Kekerasan jangan dilawan dengan kekerasan. Sebab nanti tak akan ada habisnya. Pun kekerasan terbukti amat jarang bisa menyelesaikan masalah. Lihat saja apa yang terjadi di Ambon & di Poso. Terus & terus berlanjut. Pertumpahan darah antar sesama anak bangsa. Sama-sama merasa mewakili Tuhan. Sama-sama merasa benar. Kenyataan yang bikin miris. Anyway, lagipula SID sendiri telah menganggap peristiwa kekerasan di Jogja (& Surabaya) gak perlu diungkit-ungkit lagi. Gak ada dendam di diri SID. SID anti kekerasan. Apalagi satu sama lain adalah penikmat musik yang notabene musik adalah wilayah bebas kekerasan (kekerasan dalam arti memukul orang lain, memaksakan kehendak dengan memakai kekerasan fisik). Plus gak ada suku yang lebih superior dari suku lainnya. SID paling muak dengan tema sukuisme, rasisme, sektarian, primordial, apalah. SID adalah orang Indonesia. Dan menyukai Bir Bintang. Jika sepaham ayo minum bersama. Sesederhana itu.

Nah, apa sebenarnya yang salah dengan Indonesia tercinta ini, kok (terutama) Punk Rock makin lama makin bermetamorfosis jadi Preman Rock? Akal sehat & rasa saling menghargai sesama anak bangsa telah porak poranda di jazirah Punk Rock?

Terakhir, mohon maaf sebesar-besarnya pada Endank Soekamti atas ketidaknyamanan yang menimpa kalian saat berkunjung ke Bali. Kami bisa yakinkan, tragedi tersebut tidak mewakili suara mayoritas anak muda Bali. Ilustrasinya, dari 5,000 penonton yang hadir di Art Centre malam itu, hanya 5-6 orang yang bertabiat sungguh buruk. Semoga fakta tsb bisa berbicara banyak. Kami jamin hal tsb tak akan terjadi lagi. Kami tunggu kedatangan Endank Soekamti (& band-band lain) di Bali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar